Haiiii
Gaissss... !!!
Kembali
dengan saya si cewek iseng yang akan berbagi ilmu Probabilitas.
Sejarahnya
seperti apa dan apakah itu .... mari disimak ya gaissss
Pengetahuan
mengenai peluang (probability) ini diawali oleh adanya pertanyaan seorang bangsawan Perancis yang
juga penjudi bernama Chevalier de Mere kepada Pascal (1623-1662). Penjudi
tersebut ingin mengetahui bagaimana pola pembagian uang taruhan pada suatu
perjudian apabila permainannya terpaksa dihentikan sebelum selesai.
Teori peluang yaitu menjadi salah satu alat utama
dari statistika dan teori peluang berkait erat, sehingga sulit kalau
membicarakan statistic tanpa memahami arti peluang.
Istilah
probabilitas atau probability
sebenarnya sudah sering kita gunakan karena dapat diartikan sebagai
kemungkinan, kebolehjadian, ataupun kebarangkalian. Dalam kehidupan sehari-hari
kita menggunakan istilah tersebut secara sederhana, misalnya kita mengatakan
bahwa hari ini kemungkinan besar hujan, atau tidak mungkin dia bisa lulus ujian
sarjana tahun ini, dan masih banyak lagi.
Dalam
mempelajari probabilitas, ada 3 kata kunci yang harus diketahui yaitu :
Eksperimen :
observasi suatu object atau kegiatan untuk memperoleh ukuran.
Outcome : suatu
hasil khusus dari eksperimen.
Kejadian :
simpulan dari satu atau lebih dari sebuh eksperimen.
Probabilitas
biasanya dinyatakan dengan bilangan desimal atau pecahan, nilanya berkisar
atara 0 dan 1. Semakin dekat probabilitas ke nilai 0, semakin kecil kemungkinan
suatu kejadian akan terjadi. Sebaliknya, semakin dekat nilai probabilitas ke
nilai 1, kenungkinan besar peluang suatu kejadian akan terjadi.
Pendekatan
perhitungan probabilitas ada 2 yaitu yang bersifat objective dan subjecktif.
Probabilitas objectif dibagi menjadi
2 yaitu klasik dan Frekuensi relatif.
Pendekatan Klasik didasarkan pada
asumsi bahwa dari suatu eksperimen memunyai kemungkinan (peluang /probabilitas)
yang sama.
Contoh
:
Kepala
pabrik mengatakan bahwa dari 100 barang produksinya, ada 25 yang rusak. Kalau
barang dibungkus rapi, kemungkinan seorang pembeli mengambil satu barang secara
acak, berapakah probabilitasnya bahwa barang tersebut rusak ?
Penyelesaian
:
Dari
soal, n = 100 dan x = 25. Dengan demikin,
P(A)
= x/n
=
25/100
=
0,25 atau 25 %
Jadi
besarya probabilitas (kemungkinan) untuk memperoleh barang rusak adalah 25 %
Frekuensi relatif menggunakan
limit dari frekuensi reltif yang diperoleh dari percobaan.
fr
= frekuensi relatif
Xi
= kejadian i
P (Xi) = Lim fi/n
n →∞
Contoh
:
Sebuah
studi dilakukan terhadap 750 lulusan sekolah administrasi bisnis dari suatu
universitas (dalam hal ini, studi tersebut dapat dikatakan sebagai esperiman).
Studi ini menunjukkan bahwa 300 dari 750 lulusan tidak bekerja sesuai dengan
bidang studi utama yang diambil di universitas tersebut. Misal, seorang
mahasiswa akutansi akuntasi bekerja sebagai manager pemasaran. Berapa
probabilitasnya bahwa seorang lulusan administrasi bisnis akan bekerja di
bidang yang bukan studi utamanya ?
Jawab
:
Probabilitas
terjadinya suatu kejadiaan = Jml terjadinya tersebut dimasa lalu/ jml observasi
Berdasarkan
rumus diatas, maka dapat dihitung probabilitas suatu kejadian :
P
(A) = 300/750
=
0,4
Pendekatan Subjektif didasarkan atas penilaian seseorang dalam menyatakan
tingkat kepercayaan dan tidak banyak menggunakan infrmasi sebagai dasar
pertimbangan.
Contoh
:
1.
Menurut
Presiden Saddam Husen Iral pastiakan menang melawan Amerika
2.
Anda
akan mendapatkan nilai minimal B untuk mata kuliah Statistik 1
3.
Menurut
Menteri keuangan Indonesia periode 2014-2019, Indonesia tidak akan pernah
krisis karena pondasi ekonomi kuat.
Kejadian/Peristiwa dan Notasi Himpunan
Apabila suatu
eksperimen dilakukan dengan melemparkan mata uang logam Rp. 50 sebanyak dua
kali, maka hasil eksperimen itu adalah salah satu dari empat kemunginan hasil
berikut :
Notasi Himpunan
Notasi Himpunan
Apabila
S merupakan himpunan, maka objek yag terkandung di dalamnya dinamakan
anggotaatau elemen. Misalnya S {x1, x2, x3, x4,
x5} maka x1, x2, x3, x4
dan x5 masing-masing merupakan anggota / elemen dari S.
Komplemen suatu
kejadian
Misalkan
bahwa S adalah ruag sample (himpunan dari hasil eksperimen), A adalah himpunan
bagian dari S, dan A bar adalah komplemen dari A atau semua anggota S yang
bukan anggota A.
Interaksi Dua
Kejadian
Interseksi
dua kejadian, misalnya A dan B, yang sering ditulis A B
(dibaca A interaksi B) atau AB, terdiri dari elemen – elemen anggota S yang
selain empunyai sifat atau ciri-ciri A juga B, artinya selain anggota A juga
anggota B.
Beberapa aturan / hukum
dalam himpunan
1.
Hukum
penutup (law of closure)
2.
Hukum
komutatif (commutative Law)
3.
Hukum
Asosiatif (Associative Law)
4.
Hukum
Distributif (distributive law)
5.
Hukum
identitas (identity law)
6.
Hukum
komplementasi (complementation law)
Beberapa aturan dasar
probabilitas terbagi 2 aturan yaitu aturan penjumlahan dan aturan perkalian.
Aturan penjumlahan harus dilihat jenis
kejadiannya apakah bersifat saling meniadakan atau tidak saling meniadakan.
Kejadian saling
meniadakan yaitu
apabila suatu peristiwa terjadi, maka peristiwa lain tidak dapat terjadi pada
saat bersamaan. Jika kejadiaan A dan B saling lepas maka probabilitas terjadi
peristiwa tersebut :
P
(A atau B) = P(A) + P(B)
P
(A u B) = P(A) + P(B)
Contoh :
Bila
sebuah dadu dilemparkan, tentukan probabilitas :
A
peristiwa mata dadu 4 muncul
B
peristiwa mata dadu lebih kecil dari 3 muncul
Jawab
:
P(A)
= 1/6 P(B) = 2/6
Jadi
P (A atau B) = P(A) + P(B) =
1/6
+ 2/6 = 3/6 = ½
Kejadian tidak saling meniadakan yaitu dua peristiwa atau lebih dapat terjadi bersama-sama (tetapi tidak selalu bersama).
P (A atau B) = P(A) + P(B) – P (A dan B)
P (A u B) = P(A) + P(B) – P (A n B)
Contoh :
Dalam sebuah unit rumah sakit terdapat 8 orangperawat dan 5 orang ahli terapi. Terdiri dari 7 perawat wanita dan 1 perawat pria, sedangkan untuk ahli terapi terdiri dari 3 wanita dan 2 pria. Jika seseorang staff perawat dipanggil, berapa kemungkinan yang dating adalah pria ?
Kejadian tidak saling meniadakan yaitu dua peristiwa atau lebih dapat terjadi bersama-sama (tetapi tidak selalu bersama).
P (A atau B) = P(A) + P(B) – P (A dan B)
P (A u B) = P(A) + P(B) – P (A n B)
Contoh :
Dalam sebuah unit rumah sakit terdapat 8 orangperawat dan 5 orang ahli terapi. Terdiri dari 7 perawat wanita dan 1 perawat pria, sedangkan untuk ahli terapi terdiri dari 3 wanita dan 2 pria. Jika seseorang staff perawat dipanggil, berapa kemungkinan yang dating adalah pria ?
P
(perawat pria ) = P (perawat) + P (Pria) – P (Perawat dan Pria)
P
(perawat pria) = 8/3 + 3/13 – 1/13 = 10/13
Aturan Perkalian dibedakan menjadi 3
yaitu keadilan bebas, kejadian bersyarat dan kejadian gabungan.
Kejadian Bebas (Independent Event)
yaitu terjadianya suatu kejadian atau peristiwa tidak mempengaruhi probabilitas
terjadinya peristiwa lain. Kejadian saing lepas dinyatakan sebagai berikut :
P
(A u B) = P(A dan B) = P(A) . P(B)
Contoh
:
Sebuah
mata uang logam dan sebuah dadu di lemparkan satu kali secara bersama. Tentukan
probabilitas munculnya sis muka pada uang logam dan mata 4 pada dadu.
Jawab
:
A
= munculnya sisi muka pada uang logam
B
= mata 4 pada dadu
P(A)
= ½ P(B)= 1/6
P
(AB) = P(A). P(B) = ½ . 1/6 = 1/12
Kejadian bersyarat (Dependent Event)
yaitu terjadinya suatu peristiwa dengan syarat peristiwa lain harus (telah)
terjadi dan peristiwa – peristiwa tersebut saling mempengaruhi.
P
(A/B) = P (A n B) / P(B), P(B) > 0
Contoh
:
Sebuah
kota berisikan 11 bola dengan rincian :
· 5 buah bola putih
bertandakan +
· 1 buah bola putih
bertandakan -
· 3 buah bola kuning
bertandakan +
· 2 buah bola kuning
bertandakan –
Bila diambil sebuah
bola kuning dari kotak :
· Berapa probabilitas
bola itu bertanda +
· Berapa Probabilitas
bola itu bertanda –
Misal
B = bila Kuning
A+ = bola
bertanda +
A- = bola
bertanda –
P (B) = 5/11, P (A+ B) = 3/11
P(A+/ B)
= P A+ n B) / P(B) = 3/11 / 5/11 = 3/5
P(A-/ B)
= P A- n B) / P(B) = 2/11 / 5/11 = 2/5
Kejadian gabungan yaitu suatu peristiwa
– peristiwa yang saling mempengaruhi.
P
(A n B n C) = P (A/B n C). P (B/C) . P(C)
P
(A n B) = P (A/B) . P(B)
Contoh
:
Dari satu set
kartu bridge, diambil 3 kartu setiap mengambil kartu yang dipilih tidak dikembalikan
lagi. Tentukan probabilitas untuk tiga kartu AS.
Jawab :
S = kumpulan
semua kartu n(S) = 52
A = terpilih
kartu AS pada pengambilan pertama
B/A = terpilih
kartu AS pad pengambilan kedua dengan syarat pada pengambilan pertama terpilih
kartu AS
C/ACB =
terpilihnya kartu AS pada pngambilan ketiga dengan syarat pertama dan kedua
terpilih kartu A.
Pengambilan pertama kartu as lengkap. n(A) = 4 n(S) = 52 P(A) = 4/52 =1/13
Pengambilan ke
dua, kartu as tinggal 3 maka. n(B/A) = 3 n(S) = 51 P(A) = 3/51 =1/17
Pengambilan ke
tiga, kartu as tinggal 2 maka. n(C/ACB) = 2 n(S) = 50, Jadi
P(C/A n B) = 2/50 = 1/25
P (A n B n C) = P (C / A n B). P (A / B). P (A) =2/50.3/51.4/52
= 1/25.1/17.1/13 = 1/5.525
Sekian ya Gaissss,
semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar